Selasa, 03 November 2015

Love Story


                                                            Zodiaca In Love?


                        Lingkaran khayal di cakrawala yang tak sepenuhnya ku percayai dan tak inginku terhanyut dengan segala buaian kalimat setiap detiknya. Sesuatu yang tidak disukai atau di benci terkadang menuntun untuk selalu mencarinya. Namun ketika ku menemukannya,hal itu semacam aksesibilitas suatu perasaan antar manusia.
Namaku Aliya Agustin, aku lahir di bulan Agustus. Tepatnya aku harus berada pada lingkaran khayal cakrawala dalam perbintangan Leo,well, “Leo is.. you were born under the sign of the lion!”. Aku tidak begitu tertarik dengan segala aspek bintangku. Tapi entah kenapa aku sering mencarinya, di koran, media sosial, baik twitter,line,instagram, niatku sekedar penasaran dengan kondisi bintangku. Apa benar adanya besok kesehatanku seperti itu, apa benar bahwa keuanganku akan begitu, dan seperti apakah asmaraku. Terkadang aku menertawainya, tapi jika membahas bersama teman-teman rasanya lebih menarik jika dibacakan zodiak masing-masing. Menurutku dengan begitu kita dapat saling mengerti sifat-sifat terdalam diri kita, jadi kita tahu jika memang ada yang sesuai dengan kenyataannya. Tapi aku hanya mengambil hal-hal positifnya saja tidak menekankan terlalu dalam untuk hidupku.
Ternyata ada juga orang yang lumayan fanatik dengan perbintangan itu namun memiliki keteguhan Agama yang kuat. Awalnya aku dan dia bertemu di aplikasi yang bernama Skout, jadi kita bisa chat dengan orang-orang diseluruh dunia. Lalu kita mengobrol satu sama lain, kesalnya aku selalu lebih agresif menanyakan suatu hal untuk diperbincangkan. Mulai dari cuaca, hobby dan beberapa pertanyaan yang tidak penting untuk aku bincangkan dengannya, tapi dia hanya membalikkan pertanyaanku. Setelah aku bertanya-tanya tentang asalnya, dia seorang lelaki berasal dari Pakistan, namanya Kamran.
Aku semakin penasaran dengannya jadi supaya bisa mengobrol lebih lama, aku meminta media sosialnya yang lain. Aku sih lagi aktif-aktifnya buka instagram, eh.. IG nya dia sudah gak di pakai, terus aku minta id linenya. Id linenya pun mengenakan unsur Leo, aku baru sadar bahwa di skout tadi, dia juga tidak mengenakan nama aslinya, namun menggunakan nama berunsur Leo. Aku kira nama aslinya memang Leo, ternyata itu nama yang cukup ia kagumi. Ketika chat di line, aku menanyakan tanggal lahirnya, ia pun menjawab ‘31 Juli’. Pantas saja dia suka dengan nama Leo,karena pada bulan itu kan zodiaknya Leo berarti dia sama denganku, Kita sama-sama berbintang Leo.
Aku sih lagi menekuni belajar bahasa inggris, jujur saja aku tidak cukup baik dalam berbahasa inggris apalagi dengan grammar, jadi maaf kalau bahasa inggrisku kurang baik. Ketika aku bertanya tanggal lahirnya
“when the date of your birth?”
“31 july, your?”
“8 august we are a Leo? Haha”
“yes Leo”, dengan sticker tangan cowok dan cewek yang saling menepuk tangan.
Dari persamaan sekecil itu pun kita jadi semakin sering chat satu sama lain. Kesamaan yang lainnya ialah agama,kita sama-sama beragama islam jadi kita sering mengucapkan salam ketika mengawali chat. Dia sering menanyai bagaimana keadaanku dengan sticker yang lucu di chat line. Menanyakan kabar, mungkin itu hal yang umum, entah aku lebih senang jika dia yang menanyakannya secara sering dan selalu. Walaupun usiaku dan dia terpaut cukup jauh, kita berbeda 8 tahun. Umurku 17 tahun dan dia 25 tahun, mungkin dia menganggapku sebagai adik, sekedar anak kecilkah. Dia selalu memberi nasihat yang baik, dia juga memberiku kata dan kalimat yang bersifat positif.
Contohnya saja ketika aku akan menjalani ujian nasional 2015. Saat itu aku menulis describe moment tentang ‘national exam’ di Line. Lalu dia private chat
“hows your national exam goes?”
“not bad haha. Everyone would be stress with it. Lol”
“my prayers you will passed with good marks”
Lalu aku mengucapkan ‘terimakasih’ dengan sticker dan berbicara tentang hal lain.
Dia seorang mahasiswa di university of central Punjab di jurusan engineering. Aku cukup kagum dengannya, bagian yang aku suka ialah ketika aku berbicara blak-blakkan dan mengetahui responnya yang lucu.
...................
“why are u laughing? Iam weird?”
“noooo”
“you’re lazy reply to chat? So u just write ‘haha’. Lol”
“i didn’t know what i answer”
Lalu aku mengakhiri kecanggungannya dengan mengucapkan ‘good night, have a nice day’
Namun ia mempersingkatnya dengan balasan
“you too”
Aku mulai geram dengan sikapnya yang terlalu cuek. Tak lama kemudian dia mengirim chat lagi
“have a nice day, good night, sweet dreams”
Akhirnya aku sedikit lega dan bisa tersenyum sumringah lagi.
Lalu ada lagi hal yang membuatku semakin sumringah, ketika aku menanyakan tentang jadwal kuliahnya dia. Tujuanku supaya aku tidak mengganggunya ketika ia sedang sibuk belajar.
“usually you go to college at what time?”
“8 or 11 am”
“until at..?”
“different timing 2:30,4,5 and 6 pm”
“oh okai. Because i won’t disturbing you when you’re active study.. ok!”
Lalu ia membalas dengan kalimat yang menurutku bisa meluluhkan segala perasaan gadis.
“you can send me message any time, you can disturb me anytime, no problem”
Awwww.. my stomach full of butterflies. Bahkan ketika aku menyatakan kerendahan diriku. Entah kenapa aku percaya jika bicara jujur dengannya, padahal kita tidak cukup lama kenal bahkan long distance. Awalnya aku hanya penasaran dengan tinggi badannya apakah semacam orang India atau Arab, aku pun menanyakannya
“how tall are u?”
“5,10 or 5,11 feet”
Jujur saja,aku sama sekali tidak mengerti perhitungan kaki. Ketika aku menanyakan padanya dalam centimeter, ia pun juga tidak tahu. Tak lama kemudian ia memberitahuku dalam centimeter, dia cukup dewasa. Nah, shocknya ketika ia menanyakan pertanyaanku kembali..
“how about u?”
“iam 155 cm tall. I am aware that i am a short girl”
“noo, you are growing, you height will rise”
“hope so. I tried to keep height”
“do exercise”
“alright, thankyou Kaamraann” (dengan sticker lucu)
“welcome, iam 177 cm” (dengan sticker lucu).
Waktu demi waktu berlalu. Jadi cewek sesulit inikah? Tanpa aku sadari yang aku lakukan, ternyata aku selalu meminta perhatian lebih darinya, memintanya untuk lebih mengerti diriku, dan aku ingin dia menganggapku lebih dari gadis yang lain. Kamran menanyakan keadaanku juga dengan sticker brown yang bertuliskan ‘Alhamdulillah’
“how are you?”
“fine. And u?”
“(sticker brown ‘Alhamdulillah)”
Lalu dia mengirim chat lagi
“fine”
Aku rasa dia mengirim sticker itu karena dia senang dengan keadaanku disini yang baik-baik saja. Aku pun mencoba mengetesnya, apakah itu stiker benar-benar untukku.. . caraku mengetesnya yakni dengan berpura-pura tidak tahu arti suatu hal yang telah ia berikan.
“you send a sticker ‘Alhamdulillah’ because?”
“because i’m good. By grace of Allah”
Ouuchh! It hurts. Ternyata lelaki itu masih kurang peka dengan adanya gadis sepertiku ini. Aku seorang gadis yang ingin diperlakukan dengan baik oleh laki-laki. Sifat anak remaja yang labil ya seperti inilah aku. Makadari itu aku sadar kalau aku sekedar suatu hal yang kecil untuknya. Satu hal lagi yang akan mengusik sifat burukku untuk menjadi baik di kedepannya. Jujur saya, sejak awal SMA hingga kini aku selalu menyukai seorang pria yang suka dengan gadis berkerudung. Aku pun menanyakan hal penting itu..
“do you like a girl with veil, right?”
“yes. Why you asked?”
“great answer. I always liking someone who liking a veil girl. So i will try to comfort with it. Hahaa”
“really i didn’t know whenever i see girl in veil i think she is so beautiful”
Aww, terbayang rasanya jika aku berada dekat di suatu tempat dengannya, dan ketika itu aku mengenakan kerudung, sedang berjalan melintas di hadapannya. Lalu ia melihatku sungguh ia melihatku dan sungguh aku mengetahui isi hatinya bahwa dia berpikir aku ini cantik.. ya.. aku ini sungguh cantik.. .
Tapi aku sadar khayalanku semakin mengada-ada, bahkan aku tidak bisa membedakan mana yang ketentuan dan kebetulan. Ketentuan yakni takdir bahwa kita dari 2 negara yang berbeda dipertemukan di media sosial dengan agama kita yang sama oleh Tuhan, kebetulan karena kita memiliki zodiak atau bintang yang sama.
Hai kamu yang berada jauh disana.. lihatlah ke langit, karena kita sedang melihat bintang yang sama. Aku harap suatu hari nanti ketentuan itu mempertemukan kita di suatu tempat yang indah, doa ku kita bisa dipertemukan di Makkah, Hope so. Aku ingin selalu mengatakan ‘i miss you..’ tapi seseorang pernah mengatakanku
“jika kamu merindukan seseorang berarti kamu harus bertemu langsung dengannya”
Menurutku rindu itu tidak harus bertemu, asalkan melihatnya baik-baik saja dari jauh pasti sudah ada rasa kelegaan dalam hati. Mungkin kita akan jarang mengobrol lagi walaupun hanya melalui chat karena kesibukan kita masing-masing. Sudahlah.. i miss you.